Lompat ke isi utama

Berita

Menulis dengan Nurani di Era AI: Bawaslu Bandar Lampung Latih Staf Kelola Pemberitaan

Menulis dengan Nurani di Era AI: Bawaslu Bandar Lampung Latih Staf Kelola Pemberitaan

Bandar Lampung — Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Bandar Lampung melalui Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat melaksanakan kegiatan Rapat Dalam Kantor (RDK) dengan tema “Teknik Pengelolaan Pemberitaan dan Penulisan Berita”, bertempat di ruang sidang pada lantai tiga, Bawaslu Kota Bandar Lampung, Rabu (10/2025).

Acara tersebut turut dihadiri, Juwita dan Muhamad Muhyi selaku anggota Bawaslu Kota Bandar Lampung, Vera Hidayanti selaku Kepala Kesekretariatan Bawaslu kota Bandar Lampung, Bintarawan Kasubbag administrasi serta jajaran staf Bawaslu Kota Bandar Lampung.

Dalam sambutannya, Juwita anggota Bawaslu Kota Bandar Lampung, menyampaikan bahwa kegiatan ini penting untuk di ikuti dan di pahami para staf, agar dapat menambah pengetahuan tentang teknik pengelolaan dan penulisan dalam berita, maka harus di perhatikan dengan baik, agar paham dan mengerti terkait apa yang nantinya disampaikan narasumber.

Kegiatan RDK yang berlangsung tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman jajaran para staf Bawaslu Kota Bandar Lampung dalam mengelola informasi publik serta menyajikan pemberitaan yang akurat, menarik, dan sesuai dengan kaidah jurnalistik. Melalui kegiatan ini, diharapkan setiap informasi dan kegiatan pengawasan Bawaslu dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat, sekaligus memperkuat transparansi dan kepercayaan publik terhadap lembaga pengawas pemilu itu sendiri.

Selanjut dalam sesi penyampaian materi, Ariyadi Ahmad selaku narasumber yang turut menghadiri kegiatan RDK, Ariyadi menanyakan kepada para peserta dalam mengawali  sesi materi tentang pembelejaran pengelolaan dan penulisan berita  apakah masih relevan ditengah gempuran artificial intelligence (AI) saat ini.

Dalam sesi awal penyampaian pertanyaan tersebut, beberapa peserta coba untuk menanggapi, menurut salah satu peserta, "Zerdinal  menanggapi", penggunaan aplikasi AI sendiri tidak sepenuhnya memberikan solusi, selebihnya, kita masih berusaha untuk menambah pembendarahaan kata dan memperbaiki tulisan, selanjut nya beberapa peserta pun ikut menanggapi pertanyaan tersebut dan memiliki pandangan yang serupa.

Menurut Ariyadi, Aplikasi artificial intelligence (AI) sendiri memang benar tidak dapat memberikan informasi yang seutuhnya tentang pembuatan berita, terkait dengan akurasi pemberitaan, kelengkapan dalam isi berita yang kita harapkan, serta tidak sepenuhnya memenuhi kaidah-kaidah jurnalistik, AI sendiri menurut Ariyadi hanya sekedar alat bantu untuk memberikan sebagian informasi selebihnya kita harus mengunakan pemahaman kita dalam memperbaiki dan melengkapi isi berita tersebut agar sesuai dengan pemberitaan yang kita mau.

AI sendiri memiliki kelebihan dalam membuat informasi yang kita inginkan, AI mampu menulis secara cepat, merangkum data bahkan membuat naskah berita secara otomatis, namu AI sendiri tidak memiliki tiga hal yaitu rasa,empati dan intuisi (sense of angle) seperti manusia sejatinya.

Menulis bukan hanya sekedar merangkai kata kata atau menyusun teks, menulis adalah cara kita belajar berfikir, merasa dan memaknai.

Selanjutnya Ariyadi pun menjelaskan, dalam menentukan sudut pandang (angle) sangat lah penting dalam menulis pemberitaan, angle adalah jantung pada berita, tanpanya berita hanyalah tumpukan fakta tanpa jiwa.

Tantangan dalam menentukan sudut pandang didalam era AI sendiri harus memiliki strategi untuk menentukan angle, mulai dari pertanyaan jurnalistik 5W+1H yang tidak hanya menggali fakta, akan tetapi juga untuk menemukan nilai-nilai berita (news value), nilai nilai tersebut dapat berupa kedekatan, kepentingan publik, dampak, keunikan, kemanusiaan serta konflik dan solusi,

lalu yang terakhir gunakan pendekatan secara kontekstual dan analisis, seperti contohnya adalah AI dapat melaporkan apa yang terjadi tetapi jurnalis harus menjelaskan mengapa dan apa maknanya serta ketika AI dianggap mampu membuat berita maka jurnalis harus mampu membuah pemahaman atas berita itu sendiri.

Demikian apa yang telah disampaikan oleh narasumber, sebelum mengakhiri materi, Ariyadi menyampaikan, di era AI, angle adalah identitas jurnalis, AI bisa meniru gaya akan tetap tidak bisa meniru nurani, angle yang tajam dan relevan akan membedakan jurnalis sejati dengan mesin penulis

Dengan terlaksananya kegiatan Rapat Dalam Kantor (RDK) ini, diharapkan seluruh peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, dapat meningkatkan kemampuan dalam mengelola pemberitaan dan menulis berita yang berkualitas, sehingga publikasi kegiatan Bawaslu semakin informatif, akurat, dan transparan sebagai lembaga pelayanan publik.

zerdinal